Peran Peran Selenium pada Diare Akut

  • Nolitriani Nolitriani Fakultas Kedokteran Universitas Andalas
  • Yusri Dianne Jurnalis Fakultas Kedokteran Universitas Andalas
  • Yorva Sayoeti Fakultas Kedokteran Universitas Andalas
Keywords: diare akut, selenium, antioksidan, mikronutrien

Abstract

Diare cair akut merupakan salah satu manifestasi gangguan fungsi saluran cerna. Umumnya episode diare adalah akut, bila berlangsung lebih dari 14 hari disebut diare persisten. Diare masih merupakan penyebab kematian utama pada bayi dan anak di Indonesia. Menurut Riset Kesehatan Dasar yang diselenggarakan Departemen Kesehatan Republik Indonesia, berdasarkan penyakit menular, diare menempati urutan ketiga setelah tuberkulosis dan pneumonia. Di Indonesia, dilaporkan tiap anak mengalami diare sebanyak 411 per 1000 episode per tahun dengan angka kesakitan dan kematian masih tetap tinggi. Oleh karena itu, diperlukan penanganan yang komprehensif dan rasional. Penelitian mendapatkan bahwa defisiensi mikronutrien tertentu dapat berhubungan dengan penyakit diare. Penelitian mengenai zink telah banyak diketahui, namun hanya sedikit penelitian tentang mikronutrien yang lain seperti selenium yang diduga juga terlibat dalam proses diare akut.

Penyakit gastrointestinal dinilai sebagai suatu stress oksidatif. Selenium yang mengandung enzim gastrointestinal glutathione peroxidase (GPx2/ GPx GI) yang paling banyak ditemukan dalam mukosa epitel traktus gastrointestinal. Pada diare terjadi defisiensi selenium yang dapat meningkatkan stress oksidatif dan menurunkan differensiasi dan proliferasi sel T dan menurunkan toksisitas limfosit T. Hal ini memunculkan hipotesis bahwa selenium memegang peranan dalam proses penyembuhan diare akut.

Published
2020-11-16
Section
Review