https://jikesi.fk.unand.ac.id/index.php/jikesi/issue/feedJurnal Ilmu Kesehatan Indonesia2024-10-12T23:14:20-04:00Finny Fitry Yanijikesi@med.unand.ac.idOpen Journal Systems<p><strong>Jurnal Ilmu Kesehatan Indonesia</strong>, abbreviated as<strong> JIKESI</strong> or translated as <strong>Indonesian Journal of Health Science</strong> is a scientific peer-reviewed journal. The Faculty of Medicine, Universitas Andalas, Indonesia publishes the journal in the field of health sciences. It publishes original research articles, review articles, and case reports are written in Indonesian language. JIKESI is published quarterly and is an open access journal with e-ISSN 2722-4848.</p>https://jikesi.fk.unand.ac.id/index.php/jikesi/article/view/820Nilai Sensitivitas Kontras Pasien Katarak yang Dilakukan Operasi Fakoemulsifikasi Di RS Unand2024-09-28T11:20:42-04:00Anisa Ahdalizaanisa.ahdaliza04@gmail.comMuhammad Syauqiemuhammadsyauqie@med.unand.ac.idTuti Handayanitutihandayani@med.unand.ac.id<p><strong>Latar Belakang:</strong> Katarak senilis merupakan kekeruhan lensa mata yang terjadi pada orang berusia 50 tahun keatas yang terbagi atas katarak nuklear, kortikal dan subkapsular posterior. Kekeruhan lensa menyebabkan terjadinya penurunan sensitivitas kontras sehingga pasien sulit membedakan objek dan latar belakangnya. Terapi katarak senilis yang digunakan saat ini yaitu operasi dengan metode terbanyak dipakai adalah fakoemulsifikasi.</p> <p><strong>Objektif: </strong>Mengetahui pengaruh operasi fakoemulsifikasi terhadap sensitivitas kontras pada pasien katarak senilis.</p> <p><strong>Metode: </strong>Penelitian ini merupakan penelitian analitik komparatif numerik berpasangan dua kelompok dengan menggunakan desain penelitian intervensional (one group pretest-posttest. Penelitian ini menggunakan data sekunder. Teknik pengambilan subjek adalah consecutive sampling. Subjek yang memenuhi kriteria inklusi berjumlah 32 subjek. Data akan dianalisis dengan <em>Wilcoxon test</em>.</p> <p><strong>Hasil: </strong>Hasil penelitian didapatkan rentang usia pasien terbanyak adalah 65-74 tahun (40,6%), jenis kelamin terbanyak adalah perempuan (53,1%), dan tipe katarak senilis terbanyak adalah katarak nuklear (34.4%). Sensitivitas kontras terendah terjadi pada katarak subkapsular posterior dengan nilai 0,00 logaritma. Hasil analisis bivariat didapatkan peningkatan signifikan dari sensitivitas kontras subjek setelah operasi fakoemulsifikasi dengan nilai p <0,001.</p> <p><strong>Kesimpulan</strong><strong>: </strong>Operasi fakoemulsifikasi terbukti berpengaruh dalam meningkatkan sensitivitas kontras pasien katarak senilis</p> <p><strong>Kata kunci: </strong>katarak senilis, tipe katarak, operasi fakoemulsifikasi, sensitivitas kontras</p>2024-09-28T04:20:17-04:00##submission.copyrightStatement##https://jikesi.fk.unand.ac.id/index.php/jikesi/article/view/933Gambaran Faktor Risiko Penularan HIV/AIDS pada Kelompok Lelaki Seks Lelaki di Kota Bukittinggi2024-09-28T11:24:56-04:00Mutiara Oktaviamutiaraoktavia2100@gmail.comFirdawati Firdawatifirdawati@med.unand.ac.idDolly Irfandydollyirfandy@med.unand.ac.id<p><strong>Latar Belakang:</strong> Kejadian HIV/AIDS banyak terjadi usia produktif dengan persentase terbanyak pada laki-laki. Di Indonesia kasus HIV pada laki-laki di tahun 2019 lebih tinggi dari perempuan yaitu dengan persentase HIV 64,50% dan AIDS 68,60% pada laki-laki. Lelaki seks lelaki merupakan faktor risiko terbanyak dalam penularan HIV/AIDS yaitu 22 kali lebih besar diantara populasi berisiko di dunia tahun 2018. Kelompok LSL termasuk kelompok yang berisiko tinggi tertular HIV disebabkan karena perilaku hubungan seksual anal intercourse dan praktik seksual berisiko oleh kelompok tersebut.</p> <p><strong>Objektif:</strong> Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran faktor risiko penularan HIV/AIDS pada kelompok Lelaki Seks Lelaki di Kota Bukittinggi.</p> <p><strong>Metode:</strong> Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kuantitatif dengan desain penelitian cross sectional. Penelitian ini menggunakan data sekunder dari penelitian yang dilaksanakan di Komisi Penanggulangan AIDS (KPA) Kota Bukittinggi. Teknik pengambilan subjek adalah total sampling. Subjek yang memenuhi kriteria inklusi berjumlah 37 orang.</p> <p><strong>Hasil:</strong> Hasil penelitian ini memperoleh data responden memiliki status HIV negatif (89,2%), kelompok umur terbanyak 26-35 tahun (59,5%), tingkat pendidikan SMA/sederajat (64,9%), pekerjaan sebagai wiraswasta & pedagang (64,9%), responden belum menikah (91,9%), tingkat pengetahuan yang kurang tentang HIV/AIDS (45,9%), perilaku seksual selalu memakai kondom (67,6%), jumlah pasangan sejenis 1 orang (48,6%), serta peranan seks top (45,9%).</p> <p><strong>Kesimpulan:</strong> Hasil tes HIV yang negatif pada LSL perlu dilakukan screening sesuai aturan dari Kementrian Kesehatan. Perilaku seksual dan karakteristik pada LSL penting mendapat perhatian agar tidak meningkatkan angka HIV/AIDS.</p>2024-09-28T04:21:01-04:00##submission.copyrightStatement##https://jikesi.fk.unand.ac.id/index.php/jikesi/article/view/986Karakteristik Pasien Pneumotoraks Et Causa Penyakit Paru Obstruktif Kronik (PPOK) di Bangsal Paru RSUP Dr. M. Djamil Padang2024-10-12T23:09:57-04:00Sonnya Morisa Angelasonnya.morisa@gmail.comYessy Susanty Sabriyessysusantysabri@med.unand.ac.idFathiya Juwita Hanumfathiyajuwitahanum@med.unand.ac.idRosfita Rasyidrosfitarasyid@med.unand.ac.idRussilawati Russilawatirussilawati@med.unand.ac.idAde Nofendraadenofendra@med.unand.ac.id<table> <tbody> <tr> <td> <p><strong>Abstrak</strong></p> <p><strong>Latar Belakang</strong>: Pneumotoraks merupakan kelainan pada paru yang ditandai dengan terdapatnya udara pada rongga pleura. Terdapat beberapa jenis pneumotoraks salah satunya Pneumotoraks Spontan Sekunder (PSS). Pneumotoraks Spontan Sekunder (PSS) terjadi ketika penyakit dasar dengan target organ paru pada seseorang semakin memburuk. Penyakit paru tertinggi pada kasus PSS adalah Penyakit Paru Obstruktif Kronik (PPOK).</p> <p><strong>Objektif:</strong> Mengetahui karakteristik pasien penderita pneumotoraks spontan sekunder yang disebabkan PPOK di Bangsal Paru RSUP Dr. M. Djamil Padang pada periode 2018 – 2021 berdasarkan usia, jenis kelamin, status merokok, keluhan utama, komorbid, dan sisi pneumotoraks pasien.</p> <p>Metode: Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif retrospektif menggunakan rekam medis pasien pneumotoraks spontan yang disebabkan PPOK. Pengambilan sampel penelitian menggunakan teknik penelitian sensus sesuai kriteria inklusi.</p> <p><strong>Hasil:</strong> Terdapat 26 pasien yang memenuhi kriteria inklusi dalam penelitian ini. Terdapat 50% pasien berada pada kelompok usia 55-64 tahun, 96,15% pasien berjenis kelamin laki-laki, 55,85% sebagai bekas perokok, 100% pasien dengan keluhan utama dispnea, komorbid pneumonia komuniti 34,09%, dan 53,85% pasien pneumotoraks sisi kiri.</p> <p><strong>Kesimpulan:</strong> Kebanyakan pasien adalah kelompok usia 55-64 tahun, jenis kelamin laki-laki, merupakan bekas perokok, keluhan utama dispnea, komorbid pneumonia komuniti, dan mengenai sisi kiri dada.</p> <p><strong>Kata kunci: </strong>karakteristik, penyakit paru obstruktif kronik, pneumotoraks spontan</p> </td> </tr> </tbody> </table> <p> </p>2024-09-28T04:21:52-04:00##submission.copyrightStatement##https://jikesi.fk.unand.ac.id/index.php/jikesi/article/view/1189Perbandingan Efektivitas Ekstrak Biji Petai dengan Metformin terhadap Kadar Glukosa Darah Mencit2024-10-12T23:10:39-04:00Amalia Kartikaamaliakartika237@gmail.comMohamad Rezar3e4za@yahoo.comYustini Alioesyustinialioes14@gmail.com<p><strong>Latar Belakang:</strong> Peningkatan kadar glukosa darah merupakan karakteristik dari diabetes melitus yang jumlah penderitanya semakin meningkat. Obat antidiabetes oral pilihan pertama adalah metformin, selain itu biji petai dikenal dapat mengobati DM karena memiliki senyawa flavonoid dan polifenol.</p> <p><strong>Objektif:</strong> Tujuan penelitian ini adalah membandingkan efektivitas ekstrak biji petai dengan metformin terhadap kadar glukosa darah mencit.</p> <p><strong>Metode:</strong> Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental dengan rancangan pretest posttest control group design di Lab Farmakologi Fakultas Farmasi dan Lab Biokimia Fakultas Kedokteran Universitas Andalas Agustus 2019-Maret 2020. Sebanyak 42 ekor mencit dibagi menjadi 5 kelompok, yaitu kelompok kontrol negatif (K-), kontrol positif (K+) diinduksi aloksan 175 mg/kgBB, kelompok perlakuan (P1, P2, P3) diberikan ekstrak biji petai 300 mg/kgBB, 400 mg/kgBB, dan metformin 2,6 mg/20gBB mencit secara oral selama 7 hari, dilakukan pengukuran kadar glukosa darah puasa mencit menggunakan spektrofotometer. Data dianalisis menggunakan uji nonparametrik Kruskal-Wallis dan Post-Hoc Mann-Whitney.</p> <p><strong>Hasil:</strong> Rerata kadar glukosa darah puasa mencit adalah 103,7 mg/dl untuk K-, 318,1 mg/dl untuk K+, 85,5 mg/dl untuk P1, 66,6 mg/dl untuk P2, dan 81,3 mg/dl untuk P3. Terdapat perbedaan yang signifikan pada kadar glukosa darah puasa masing-masing kelompok penelitian dengan nilai p=0,0001 (p<0,05). Tidak terdapat perbedaan yang signifikan (p>0,05) antara kelompok P1 dengan P3.</p> <p><strong>Kesimpulan:</strong> Ekstrak biji petai dosis 300 mg/kgBB memiliki efektivitas yang sama dengan metformin terhadap kadar glukosa darah mencit.</p>2024-09-28T04:22:31-04:00##submission.copyrightStatement##https://jikesi.fk.unand.ac.id/index.php/jikesi/article/view/1275Gambaran Angka Kejadian dan Cedera Penyerta pada Fraktur Diafisis Femur di RSUP DR. M. Djamil Padang Periode Januari 2016 - Desember 20202024-10-12T23:03:50-04:00Melati Nurul Ramadhanimela.nurul@gmail.comNoverial Noverialnoverial@med.unand.ac.idAlmurdi Almurdialmurdi@med.unand.ac.id<table> <tbody> <tr> <td> <p><strong>Abstrak</strong></p> <p><strong>Latar Belakang: </strong>Fraktur adalah terjadinya diskontinuitas sebuah tulang. Fraktur pada ekstremitas bawah akibat kecelakaan memiliki prevalensi yang paling tinggi diantara fraktur lainnya. Dari kasus fraktur ekstremitas bawah akibat kecelakaan, terdapat 43% kasus fraktur pada tulang femur. Di antara beberapa jenis fraktur femur, fraktur diafisis femur mempunyai epidemiologi terbanyak yang umumnya terjadi akibat kecelakaan energi tinggi sehingga sering memiliki berbagai macam cedera penyerta. Diagnosis yang tertunda dari cedera penyerta sering menghasilkan hasil yang kurang optimal dan terkadang menimbulkan bahaya.</p> <p><strong>Objektif: </strong>Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran angka kejadian dan cedera penyerta pada pasien fraktur diafisis femur di RSUP Dr. M. Djamil Padang pada Bulan Januari 2016 hingga Desember 2020.</p> <p><strong>Metode: </strong>Metode pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah <em>simple random sampling. </em>Penelitian ini dilakukan di instalasi rekam medis RSUP DR. M. Djamil Padang. Penelitian dilakukan dari bulan Desember 2021 sampai Januari 2022. Besar sampel minimal diukur berdasarkan rumus deskriptif kategorik.</p> <p><strong>Hasil: F</strong>rekuensi kelompok usia 18-40 tahun sebanyak 20 pasien (58,8%), 41-64 tahun sebanyak 8 pasien (23,5%), dan 65 tahun ke atas sebanyak 6 pasien (17,6%).</p> <p><strong>Kesimpulan: </strong>Angka kejadian fraktur diafisis femur di RSUP DR. M. Djamil Padang periode Januari 2016 – Desember 2020 adalah sebanyak 38,2% tanpa disertai dengan cedera penyerta, 20,6% dengan cedera penyerta tunggal, 41,2% dengan cedera penyerta <em>multiple</em>. Total pasien fraktur diafisis femur yang mengalami cedera penyerta sebesar 61,8%.</p> <p><strong>Kata kunci: </strong> cedera penyerta, diafisis femur, fraktur</p> </td> </tr> </tbody> </table> <p> </p>2024-09-28T04:23:20-04:00##submission.copyrightStatement##https://jikesi.fk.unand.ac.id/index.php/jikesi/article/view/1314Karakteristik Pasien Leukemia Granulositik Kronik Berdasarkan Hasil Direct Coomb’s Test di RSUP Dr. M. Djamil2024-10-12T23:01:19-04:00Aisyah Dhia Zahiraaisyahdhiazahira@yahoo.comZelly Dia Rofindazellydiarofinda@med.unand.ac.idAmirah Zatil Izzahamirahzatilizzah@med.unand.ac.idEfrida Efridaefrida@med.unand.ac.idRudy Afriantrudyafriant@med.unand.ac.idRahmatini Rahmatinirahmatini@med.unand.ac.id<table> <tbody> <tr> <td> <p><strong>Abstrak</strong></p> <p><strong>Latar Belakang: </strong>Leukemia Granulositik Kronik (LGK) merupakan penyakit mieloproliferatif yang ditandai dengan adanya proliferasi seri granulosit tanpa ada gangguan diferensiasi. <em>Direct Coomb’s Test</em> (DCT) digunakan untuk mendekteksi adanya antibodi imun, baik IgG maupun komponen komplemen (umumnya C3d) yang menutupi atau mensensitisasi sel eritrosit. Pemeriksaan <em>coomb’s test</em> pada pasien LGK dilakukan apabila adanya kecurigaan anemia dan terjadinya retikulositosis tanpa ditemukan adanya sumber perdarahan yang jelas.</p> <p><strong>Objektif: </strong>Tujuan penelitian ini untuk mengetahui karakteristik pasien LGK berdasarkan hasil <em>direct coomb’s test</em> di RSUP Dr. M.Djamil Padang.</p> <p><strong>Metode: </strong>Penelitian deskriptif dilakukan terhadap semua pasien yang didiagnosis LGK yang memiliki hasil <em>direct coomb’s test</em>. Pengambilan sampel dilakukan secara <em>consecutive sampling</em> dengan 30 sampel yang memiliki data berupa usia, jenis kelamin, hasil <em>direct coomb’s test,</em> derajat anemia, hitung retikulosit, dan jenis terapi.</p> <p><strong>Hasil:</strong> Penelitian berdasarkan jenis kelamin pada pasien leukemia granulositik kronik didapatkan lebih banyak perempuan yaitu 18 pasien (60%) dan laki-laki 12 pasien (40%) dengan rerata usia 44 tahun. <em>Direct coomb’s test</em> menunjukkan hasil positif pada 21 pasien (70%) dan negatif pada 9 pasien (30%). Anemia berat paling banyak ditemukan pada <em>direct coomb’s test</em> negatif dengan 55,6%. Retikulositosis lebih banyak ditemukan pada hasil <em>direct coomb’s test</em> positif.</p> <p><strong>Kesimpulan: </strong>Pasien LGK dengan hasil <em>direct coomb’s test</em> positif lebih banyak ditemukan anemia berat, anemia sedang, dan retikulositosis.</p> <p><strong>Kata kunci: </strong><em>direct coomb’s test</em>, leukemia granulositik kronik, luka sedang</p> </td> </tr> </tbody> </table> <p> </p>2024-09-28T04:23:39-04:00##submission.copyrightStatement##https://jikesi.fk.unand.ac.id/index.php/jikesi/article/view/1021Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Perilaku Merokok Pada Mahasiswa Kedokteran Universitas Andalas2024-10-12T23:14:20-04:00Popy Puspita Sarikurunaaozora@gmail.comDeddy Hermandeddyherman@med.unand.ac.idAbdiana Abdianaabdiana@med.unand.ac.id<table> <tbody> <tr> <td> <p><strong>Abstrak</strong></p> <p><strong>Latar Belakang: </strong>Indonesia merupakan negara dengan prevalensi perokok laki-laki tertinggi di Association of Southeast Asian Nations (ASEAN) dan memiliki jumlah perokok terbanyak ketiga di dunia. Prevalensi perokok usia 15 tahun atau lebih di Indonesia terus meningkat setiap tahunnya. Semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang, maka ia cenderung tidak merokok. Mahasiswa kedokteran lebih memahami bahaya rokok bagi kesehatan tubuh.</p> <p><strong>Objektif: </strong>Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan perilaku merokok pada mahasiswa kedokteran Universitas Andalas.</p> <p><strong>Metode: </strong>Desain penelitian ini adalah <em>cross-sectional</em>. Penelitian ini dilaksanakan di Fakultas Kedokteran Universitas Andalas. Pengumpulan data dilakukan pada bulan Agustus 2020 hingga Desember 2022. Teknik pengambilan sampel adalah <em>total sampling</em> dimana semua populasi menjadi sampel, yaitu 153 orang. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner <em>Depression Anxiety Stress Scale</em> (DASS) dan kuesioner <em>Global Youth Tobacco Survey</em> (GYTS), kemudian dianalisis menggunakan uji <em>chi-square</em>.</p> <p><strong>Hasil: </strong>Hasil analisis <em>cross tab</em> didapatkan stres (p = 0,250) dan pengaruh orang tua (p = 0,067) memiliki nilai p>0,05, sedangkan pengaruh teman sebaya (p = 0,001) dan iklan rokok (p = 0,016) memiliki nilai p<0,05.</p> <p><strong>Kesimpulan:</strong> Faktor-faktor yang berhubungan dengan perilaku merokok, yaitu pengaruh teman sebaya dan iklan rokok, sedangkan stres dan pengaruh orang tua tidak berpengaruh.</p> <p><strong>Kata kunci: </strong>perilaku merokok, stres, pengaruh orang tua, pengaruh teman sebaya, iklan rokok</p> </td> </tr> </tbody> </table> <p> </p> <p> </p>2024-09-28T04:23:56-04:00##submission.copyrightStatement##https://jikesi.fk.unand.ac.id/index.php/jikesi/article/view/1217Hubungan Karakteristik Pasien terhadap Luaran Pasien COVID-19 dengan Komorbid Kanker di RSUP Dr. M. Djamil Padang2024-09-28T11:17:55-04:00Rhona Nivollarhonanivolla46@gmail.comAmirah Zatil Izzahamirah@med.unand.ac.idNurhayati Nurhayatinurhayati@med.unand.ac.id<p><strong>Latar Belakang: </strong><em>Coronavirus Disease</em> 2019 (COVID-19) rentan dialami oleh pasien kanker karena memiliki daya tahan tubuh yang rendah. Penelitian mengenai hubungan karakteristik pasien (jenis kelamin, usia, diagnosis kanker, derajat klinis COVID-19, dan komorbid lainnya) terhadap luaran pasien COVID-19 dengan komorbid kanker belum banyak dilakukan di Indonesia.</p> <p><strong>Objektif: </strong>Mengetahui hubungan karakteristik pasien terhadap luaran pasien COVID-19 dengan komorbid kanker di RSUP Dr. M. Djamil Padang.</p> <p><strong>Metode</strong>: Jenis penelitian ini adalah kohort retrospektif. Subjek penelitian ini adalah pasien rawat inap COVID-19 dengan komorbid kanker di RSUP Dr. M. Djamil Padang periode Maret 2020 – Desember 2022. Jumlah sampel penelitian adalah 43 pasien. Analisis data dilakukan dengan menggunakan <em>chi square.</em></p> <p><strong>Hasil:</strong> Hasil penelitian didapatkan karakteristik pasien COVID-19 dengan komorbid kanker dengan luaran meninggal terbanyak, yaitu perempuan (50,0%), usia di atas 60 tahun (60,0%), memiliki kanker darah (44,4%), memiliki derajat klinis COVID-19 sakit berat (60,0%), dan memiliki komorbid lainnya (72,7%). Uji statistik dengan <em>chi square</em> menunjukkan terdapat hubungan bermakna antara karakteristik komorbid lainnya terhadap luaran pasien COVID-19 dengan komorbid kanker (p=0,038). Tidak terdapat hubungan bermakna antara karakteristik jenis kelamin (p=0,683), usia (p=0,385), diagnosis kanker (p=1,000), dan derajat klinis COVID-19 (0,640) terhadap luaran pasien COVID-19 dengan komorbid kanker.</p> <p><strong>Kesimpulan: </strong>Terdapat hubungan bermakna antara karakteristik komorbid lainnya terhadap luaran pasien COVID-19 dengan komorbid kanker.</p> <p><strong>Kata kunci: </strong>COVID-19, kanker, karakteristik pasien, luaran pasien.</p>2024-09-28T11:17:55-04:00##submission.copyrightStatement##https://jikesi.fk.unand.ac.id/index.php/jikesi/article/view/1311Korelasi Konsumsi Makronutrien dengan Kadar Gula Darah Puasa pada Penderita Obesitas Tahun 20222024-09-28T11:49:22-04:00Ainindia Khairunnisakhairunnisaainindia@gmail.comAlmurdi Almurdialmurdi@med.unand.ac.idNur Indrawati Lipoetoindralipoeto@med.unand.ac.idUlya Uti Fasriniulyautifasrini@med.unand.ac.idCitra Manelamanela_84@yahoo.com<p><strong>Latar Belakang: </strong>Konsumsi makronutrien secara berlebihan dapat menyebabkan obesitas yang secara tidak langsung dapat mengakibatkan resistensi insulin sehingga terjadinya hiperglikemia yang dapat memicu penyakit degeneratif seperti diabetes melitus.</p> <p><strong>Objektif: </strong>Tujuan penelitian untuk mengetahui korelasi antara konsumsi makronutrien dengan gula darah puasa pada penderita obesitas.</p> <p><strong>Metode: </strong>Penelitian ini merupakan penelitian analitik dengan pendekatan <em>cross-sectional</em> menggunakan data sekunder berupa data indeks massa tubuh, gula darah, dan makronutrien yang dinilai menggunakan <em>food recall</em> 2 x24 jam. Sampel penelitian berjumlah 40 orang. Analisis data menggunakan analisis data univariat dan bivariat dengan korelasi Spearman.</p> <p><strong>Hasil: </strong>Rerata total energi 1.707,9 gram/hari, karbohidrat 219,93 gram/hari, protein 62,56 gram/har, lemak 64,30 gram/hari. Tidak terdapat korelasi yang bermakna antara konsumsi karbohidrat (p=0,645), protein (p=0,776), dan lemak (0,876) terhadap kadar gula darah puasa.</p> <p><strong>Kesimpulan: </strong>Tidak terdapat korelasi yang bermakna antara konsumsi makronutrien dengan kadar glukosa darah puasa pada penderita obesitas. Hal ini disebabkan karena faktor lain seperti usia, jenis kelamin, keturunan, dan lain-lain.</p>2024-09-28T11:49:22-04:00##submission.copyrightStatement##https://jikesi.fk.unand.ac.id/index.php/jikesi/article/view/1246Kematian Akibat Kecelakaan Kereta Api2024-10-12T22:58:49-04:00Nadiva Kezia Sinainadivakezias@gmail.comDzulkifli Dzulkiflidzulkiflipiliang@gmail.comShinta Pertiwishintapertiwi1709@gmail.comRifani Chentiarivanichentia@gmail.comHalimatussakdiyah Halimatussakdiyahhalimatussakdiyahmangelep@gmail.comMuhammad Furqanmikaminojohan56@gmail.comAlif Budi Alfaizalifbudialfaiz@gmail.comAllyscra Nafylanafylaallyscra@gmail.comCaesar Rayhand Arrafifcaesarrayhand123@gmail.comShafiqah Zawirashafiqahzawira@gmail.comNoverika Windasariwindasari@med.unand.ac.id<p><strong>Abstrak</strong></p> <p><span style="font-weight: 400;">Seorang laki laki berumur 19 tahun dibawa ke Instalasi Forensik salah satu Rumah Sakit tipe A di Sumatera Barat oleh petugas dengan kondisi tidak bernyawa setelah tertabrak kereta api, korban merupakan seorang mahasiswa salah satu universitas di Sumatera Barat. Dalam kejadian ini tim forensik melakukan berbagai pemeriksaan dasar terkait kematian tidak wajar yang dilaporkan. </span></p> <p><strong>Kata kunci</strong><span style="font-weight: 400;">: Tertabrak kereta api, forensik patologi, forensik klinik, kematian tidak wajar</span></p> <p> </p>2024-09-28T11:54:05-04:00##submission.copyrightStatement##