Nilai Sensitivitas Kontras Pasien Katarak yang Dilakukan Operasi Fakoemulsifikasi Di RS Unand
Abstract
Latar Belakang: Katarak senilis merupakan kekeruhan lensa mata yang terjadi pada orang berusia 50 tahun keatas yang terbagi atas katarak nuklear, kortikal dan subkapsular posterior. Kekeruhan lensa menyebabkan terjadinya penurunan sensitivitas kontras sehingga pasien sulit membedakan objek dan latar belakangnya. Terapi katarak senilis yang digunakan saat ini yaitu operasi dengan metode terbanyak dipakai adalah fakoemulsifikasi.
Objektif: Mengetahui pengaruh operasi fakoemulsifikasi terhadap sensitivitas kontras pada pasien katarak senilis.
Metode: Penelitian ini merupakan penelitian analitik komparatif numerik berpasangan dua kelompok dengan menggunakan desain penelitian intervensional (one group pretest-posttest. Penelitian ini menggunakan data sekunder. Teknik pengambilan subjek adalah consecutive sampling. Subjek yang memenuhi kriteria inklusi berjumlah 32 subjek. Data akan dianalisis dengan Wilcoxon test.
Hasil: Hasil penelitian didapatkan rentang usia pasien terbanyak adalah 65-74 tahun (40,6%), jenis kelamin terbanyak adalah perempuan (53,1%), dan tipe katarak senilis terbanyak adalah katarak nuklear (34.4%). Sensitivitas kontras terendah terjadi pada katarak subkapsular posterior dengan nilai 0,00 logaritma. Hasil analisis bivariat didapatkan peningkatan signifikan dari sensitivitas kontras subjek setelah operasi fakoemulsifikasi dengan nilai p <0,001.
Kesimpulan: Operasi fakoemulsifikasi terbukti berpengaruh dalam meningkatkan sensitivitas kontras pasien katarak senilis
Kata kunci: katarak senilis, tipe katarak, operasi fakoemulsifikasi, sensitivitas kontras
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International License.